KLINIK BAHASA  

Diposting oleh Moh. Thamrin

SUKA DAN SAYANG
Di dalam bahasa cakapan kita sering mendengar orang mengucapkan katasuka alih-alih kata sering, seperti pada kalimat berikut.
1. Saya suka/sering lupa waktu kalau lagi asyik bekerja.
Pada kalimat itu, baik suka maupun sering, dapat digunakan bergantian karena dalam bahasa cakapan salah satu makna kata suka ialah 'sering'.
Dalam bahasa resmi, pemakaian kedua kata itu harus dibedakan dengan cermat sebab makna keduanya memeng berbeda. Pada contoh berikut sukatidak dapat digantikan oleh sering karena sering berarti 'acapkali' atau 'kerapkali'.
2. a. Dia adalah teman dalam suka dan duka.
b. Saya suka akan tindakannya.
c. Ambillah kalau Anda suka.
d. Jarang sekali ada ibu yang tidak suka akan anaknya.
Pada contoh (2a) itu kata suka bermakna 'girang', 'riang', atau 'senang'; pada (2b) berarti 'senang'; pada (2c) berarti 'mau', 'sudi', atau 'setuju';pada (2d) berarti 'sayang'.
ELIT DAN ELITE
Banyak orang mengatakan, baik para politisi, penyiar, pejabat maupun masyarakat umum menggunakan kata elite di dalam berbagai kesempatan, tetapi pengucapan kata tersebut beragam. Ada yang mengucapkan /elit/ dan ada pula /elite/.
Dari kedua cara pengucapan itu, mana yang baku?
Kata elite berasal dari bahasa Latin /eligere/ yang berarti 'memilih' dalam bahasa Indonesia kata elite berarti



'orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok' atau 'kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan, dsb.).
Dalam bahasa latin huruf /e/ pada akhir kata mustinya diucapakan.
Oleh karena itu, kata elite harus diucapakan /elite/, bukan /elit/.
Begitu juga dengan bonafide harus diucapkan /bonafide/, buksn /bonsfid/ atau faksimile harus diucapkan /faksimile/, bukan /faksimil/,/feksimil/ atau /feksemail/.

KABINET DAN DEKRET
Kata kabinet diserap dari bahasa Inggris cabinet, yang memiliki banyak makna, yaitu (1)’dewan pemerintah yang terdiri atas para menteri’, (2) ’kantor tempat bekerja presiden dan para menteri’.
Kata kabinet dalam makna yang kedua hampir tidak pernah digunakan di Indonesia karena para menteri berkantor di kementeriannya masing-masing.
Akan tetapi, kita tahu bahwa ada ruang rapat kabinet. Kabinet juga berarti ’lemari kecil tempat menyimpan surat-surat (dokumen dan sebagainya)’. Laci mesin ketik atau mesin jahit dan sebagainya’. Meja setengah kabinet berarti ’meja yang setengah badannya berbentuk lemari (memiliki ruang dan pintu) digunakan untuk tempat menyimpan surat dan sebagainya’.
Filling cabinet atau lemari penyimpanan ialah ’lemari yang digunakan untuk menyimpan surat-surat atau (kertas) dokumen’.
Dekret (bukan dekrit) berarti ’keputusan’ atau ’surat ketetapan yng dikeluarkan oleh presiden, raja, atau kepala negara’ (biasanya berkaitan dengan keputusan politik.
Kata dekret diserap dari decreten (Belanda). Dapat dipastikan bahwa dekret tidak diserap dari bahasa Inggris karena ejaannya di dalam bahasa Inggrisdecree. Sejalan dengan dekret terdapat kata konkret, atmosfer, sistem, eksem, ekstrem, apotek, dan kredit, bukan konkrit, atmosfir, sistim, eksim, ekstrim, apotik, dan kridit.
NOMINE DAN NOMINATOR
Dalam setiap perlombaan atau festival hampir selalu ada beberapa orang yang diunggulkan untuk dicalonkan sebagai pemenang. Orang atau sesuatu yang dicalonkan sebagai pemenang itu sering disebut nominator.
Kata nominator berasal dari kata kerja nominate (Inggris), berarti 'mengusulkan atau mengangkat (seseorang) sebagai calon pemenang atau penerima hadiah', dan nominator berarti 'orang yang mengusulkan calon pemenang'.
Oleh karena itu, penggunaan kata nominator untuk menyatakan makna 'calon yang diunggulkan sebagai pemenang' tidak tepat.
Untuk menyatakan 'orang yang dicalonkan atau yang diunggulkan sebagai pemenang', lebih tepat digunakan kata nomine , bukan nominator.
Selain itu, kata unggulan juga dapat digunakan untuk mengungkapkan makna itu.

PEMIMPIN DAN PIMPINAN
Kata pemimpin dan pimpinan sama-sama merupakan kata baku di dalam bahasa Indonesia. Kedua kata itu dapat digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia dengan makna yang berbeda.
Kata pemimpin mengandung dua makna, yaitu"orang yang memimpin' dan 'petunjuk' atau 'pedoman'. Dari maknanya yang kedua dapat diketahui bahwa buku, misalnya, yang digunakan sebagai petunjuk atau pedoman, selain dapat disebut buku petunjuk atau buku pedoman, juga disebut buku pemimpin.
Kata pimpinan ada hubungannya dengan memimpin. Dalam hal ini, pimpinan merupakan hasil dari proses memimpin.
Kata pimpinan juga mempunyai arti lain, yaitu 'kumpulan para pemimpin'. Dalam pengertian itu, kata pimpinan lazim digunakan dalam ungkapan seperti rapat pimpinan, unsur pimpinan, atau pimpinan unit.
Sejalan dengan itu, akhiran -an pada kata pimpinan bermakna 'kumpulan', yakni 'kumpulan para pemimpin'.

PEMIRSA DAN PIRSAWAN
Kata pirsa jika diberi imbuhan pe- menjadi pemirsa. Kata pirsa (berkategori verba) berasal dari bahasa daerah yang berarti 'tahu' atau 'melihat'.
Prefiks pe- (bertalian dengan prefiks verbal me-) di dalam bahasa Indonesia, antara lain, mengandung makna 'orang yang me-' atau 'orang yang melakukan'.
Kata pemirsa, berarti 'orang yang melihat atau mengetahui'. Kata itu kemudian digunakan sebagai istilah di dalam media massa elektronik, khusunya televisi, yang secara khusus diberi makna 'orang yang menonton atau melihat siaran televisi atau penonton televisi'.
Kata pirsawan sebaiknya dihindari sebab kata itu dibentuk dari kata dasar verba pirsa dan imbuhan -wan, yang merupakan bentukan kata yang tidak lazim.
Imbuhan -wan lazim dilekatkan pada kata dasar yang berupa nomina rupa-->rupawan, harta--> hartawan; atau dilekatkan pada adjektiva, seperti setia-->setiawan.
MENCOLOK DAN MENYOLOK
Kata menyolok dan mencolok sama-sama sering digunakan oleh pemakai bahasa Indonesia. Meskipun demikian, di antara keduanyahanya satu bentukan yang sesuai dengan kaidah pembentukan kata bahasa Indonesia.
Untuk mengetahui bentukan kata yang benar, kita perlu mengetahui kata dasar dari bentukan itu. Untuk itu, kita dapat memeriksanya di dalam kamus.
Dalam kamus bahasa Indonesia, terutama Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata hanya ada kata dasar colok. Tampaknya, perbedaan bentukan kata itu timbul karena adanya perbedaan pemahaman mengenai proses terjadinya bentukan kata itu.
Sesuai dengan kaidah, kata dasar yang berawal dengan fonem /c/, jika mendapat imbuhan me-, bentukannya menjadi mencolok, bukan menyolok, karena fonem /c/ pada awal kata dasar tidak luluh.
Dengan demikian, dalam bahasa Indonesia bentuk kata yang baku adalah mencolok bukan menyolok.

JAM DAN PUKUL
Kata jam dan pukul masing-masing mempunyai makna sendiri, yang berbeda satu sama lain. Hanya saja, sering kali pemakaian bahasa kurang cermat dalam menggunakan kedua kata itu, masing-masing sehingga tidak jarang digunakan dengan maksud yang sama.
Kata jam menunjukkan makna 'masa atau jangka waktu', sedangkan kata pukul mengandung pengertian 'saat atau waktu'.
Dengan demikian, jika maksud yang ingin diungkapkan adalah 'waktu atau saat', kata yang tepat digunakan adalah pukul, seperti pada contoh berikut. Rapat itu akan dimulai pada pukul 10.00
Sebaliknya, jika yang ingin diungkapkan itu 'masa' atau 'jangka waktu', kata yang tepat digunakan adalah jam, seperti pada kalimat contoh berikut. Kami bekerja selama delapan jam sehari
Selain digunakan untuk menyatakan arti 'masa' atau jangka waktu', kata jam juga berarti 'benda penunjuk waktu' atau 'arloji', seperti pada kata jam dinding atau jam tangan.

ANARKIS DAN ANARKISTIS
Dalam berbahasa, kata anarkis tampaknya lebih banyak digunakan daripada kata anarkistis. Kedua kata itu, sering kali digunakan dalam pengertian yang tertukar. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut.
Para demonstran diharapkan tidak melakukan tindakan yang anarkis.
Kata anarkis pada kalimat itu tidak tepat. Untuk mengetahui hal itu, kita perlu memahami pengertian kata anarkis.
Kata anarkis anarchist berkelas nomina dan bermakna 'penganjur (penganut) paham anarkis' atau 'orang yang melakukan tindakan anarki'.
Dari pengertian tersebut ternyata kata anarkis bermakna 'pelaku', bukan 'sifat anarki'. Padahal, kata yang diperlukan dalam kalimat tersebut adalah kata sifat untuk melambangkan konsep 'bersifat anarki'.
Dalam hal ini, kata yang menyatakan 'sifat anarki' adalah anarkistis, bukan anarkis.
Kata anarkis sejalan dengan linguis 'ahli bahasa' atau pianis 'pemain piano' sedangkan anarkistis sejalan dengan optimistis 'bersifat optimis' dan pesimistis 'bersifat pesimis'.
Dengan demikian, kata anarkis pada kalimat tersebut lebih baik diganti dengan kata anarkistis sehingga kalimatnya menjadi sebagai berikut.
Para demonstran diharapkan tidak melakukan tindakan yang anarkistis.
Lalu, bagaimanakah penggunaan kata anarkis yang tepat?
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, kata anarkis bermakna 'pelaku', yaitu 'orang yang melakukan tindakan anarki'. Oleh karena itu, penggunaannya yang tepat adalah untuk menyatakan 'pelaku' atau 'orang yang melakukan tindakan anarki'.
Contohnya dapat disimak pada kalimat berikut.
Pemerintah mengingatkan masyarakat agar tidak berlaku sebagai anarkis dalam melakukan unjuk rasa.
Perlu pula diketahui kata anarki bermakna (1) hal tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, atau ketertiban';(2)'kekacauan (dalam suatu negara)'.
Anarkisme bermakna 'ajaran (paham) yang menentang setiap kekuatan negara; teori politik yang tidak menyukai adanya pemerintahan dalam undang-undang'.

JUARA DAN PEMENANG
Adakah perbedaan makna kata juara dan pemenang? Untuk mengetahui jawaban pertanyaan itu, kita perlu mengetahui makna kedua kata itu.
juara
(1) 'orang (regu) yang mendapat kemenangan dalam pertandingan terakhir
(2) 'ahli; terpandai dalam sesuatu (pelajaran dan sebagainya)'
(3) 'pendekar; jagoan'
(4) 'pengatur dan pelerai dalam persabungan ayam'
(5) 'pemimpin peralatan (pesta dan sebagainya)'.
pemenang 'orang (pihak) yang menang'
Kata pemenang dapat dipakai untuk orang yang menang bertanding atau berlomba, tetapi tidak dapat dipakai untuk menyatakan orang terpandai di kelas.
Misalnya, Didi adalah juara I di kelasnya, tetapi tidak pernah dikatakan Didi adalah pemenang I di kelasnya.
Sebaliknya, kata juara dipakai untuk orang atau regu yang menang bertanding atau berlomba ataupun orang terhebat dalam sesuatu (pelajaran dan sebagainya).
Namun, kata juara tidak dipakai untuk menyebut orang yang memenangi undian. Misalnya, Dia pemenang I undian berhadiah itu, tetapi tidak pernah dikatakan Dia juara pertama undian berhadiah itu.
AFILIASI DAN ORGANISASI
Kata afiliasi sering digunakan, seperti pada SMU Afiliasi atau perguruan tinggi afiliasi. Afiliasi adalah 'gabungan sebagai anggota atau cabang'.
Setiap anggota atau cabang itu mempunyai hubungan berjenjang naik dengan pusat yang digabunginya.
Misalnya, sebuah universitas yang belum lama didirikan dan masih belum maju serta belum berprestasi tinggi di bidang akademis berafiliasi dengan universitas yang maju, modern, dan berprestasi tinggi.
Universitas yang masih muda dan belum maju itu merupakan afiliasi, anggota, atau cabang dari universitas yang sudah maju dan modern.
Asosiasi (association) adalah 'organisasi atau kumpulan orang yang memiliki satu tujuan yang sama (biasanya) yang bertujuan positif'.
Kata asosiasi biasanya digunakan untuk menyatakan hubungan bagi organisasi yang berbadan hukum.


DI DAN PADA
Akhir-akhir ini banyak pengguna bahasa Indonesia yang senang menggunakan ungkapan di malam hari, di awal abad XXI, atau di awal milenium III.
Penggunaan preposisi di pada ungkapan itu menunjukkan kekurangcermatan dalam pemilihan kata. Preposisi di digunakan untuk manandai tempat, baik yang konkret maupun yang abstrak.
Oleh karena itu, preposisi di seharusnya diikuti keterangan tempat. Pada konteks itu pilihan kata yang tepat adalah pada karena diikuti waktu.
Beberapa kalimat berikut menggambarkan penggunaan di secara tepat.
(1) Pusat pemerintahan negara berada di Jakarta.
(2) Di dinding terpampang lukisan Monalisa.
(3) Keuntungan besar sudah terbayang di depan mata.

PEMOHON DAN TERMOHON
Ada sementara orang yang mempertanyakan arti kata termohon. Mereka beranggapan bahwa kata tersebut berarti 'tidak sengaja dimohon'.
Awalan ter- memang memiliki arti, (1) 'tidak sengaja' seperti pada kata tertidur atau terbawa dan (2) 'paling' seperti pada kata terpandai atau terjauh.
Itulah sebabnya, kata termohon sering diartikan 'tidak sengaja dimohon'. Padahal, arti awalan ter- tidak hanya itu. Arti awalan ter- yang lain adalah 'dapat di-' atau 'dalam keadaan di-' seperti dalam kalimat berikut.
Masalah itu teratasi saat petugas keamanan datang di lokasi kejadian.
Kata teratasi pada kalimat diatas berarti 'dapat diatasi'
Bagaimana dengan kata termohon? Awalan ter- pada kata termohon sama artinya dengan awalan di-. Jadi, termohon berarti 'orang yang dimohoni'. atau 'orang yang dimintai permohonan'
Dalam bidang hukum yang dimohon itu ialah 'pemulihan nama baik'.
Istilah termohon digunakan, misalnya, dalam kasus praperadilan. Seseorang yang merasa diperlakukan tidak adil oleh lembaga, misalnya kepolisian, dapat mempraperadilkan lembaga tersebut.
Dalam hubungan itu, pihak kepolisian disebut sebagai pihak termohon, sedangkan pihak yang mempraperadilkan disebut pemohon.
Dalam kasus perkara pidana pihak ap[arat penegak hukum, termasuk kepolisian, biasa menjadi pihak yang bertindak aktif untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan.
Namun, dalam hubungannya dengan istilah termohon, pihak aparat hukum, dalam hal ini kepolisian menjadi pihak yang tidak aktif bertindak atau tidak proaktif.
Hal itu terjadi karena yang berinisiatif adalah pihak pemohon, bukan termohon. Dalam hal itu, kjata pemohon berarti 'pihak/orang yang memohon'

RAKYAT DAN MASYARAKAT
Kata rakyat dan masyarakat mempunyai makna yang mirip. Kata rakyat berkaitan dengan sebuah negara, sedangkan kata masyarakat berkenaan dengan kelompok sosial yang tinggal di suatu wilayah negara.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata rakyat berarti 'segenap penduduk suatu negara, sedangkan masyarakat berarti 'sejumlah manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama'.
Di dalam bahasa Inggris kata rakyat maknanya sama dengan kata people dan di dalam bahasa Belanda disamakan maknanya dengan kata volks
Padanan kata masyarakat di dalam bahasa Inggris adalah community
Makna kata itu berkaitan dengan adat-istiadat dan budaya yang sama, seperti dalam ungkapan masyarakat desa, yaitu kelompok sosial yang terikat oleh kesamaan tatanan dan tradisi serta pola hidup yang berlaku di lingkungan pedesaan.
DEBET DAN DEBIT
Komunikasi di bidang ekonomi atau perbankan tidak jarang menggunakan istilah debet, misalnya pada lajur debet dan lajur kredit. Frekuensi penggunaan istilah lajur debet cukup tinggi, tetapi bentuk istilah yang benar adalah lajur debit, kata debit diserap secara utuh dari kata Inggris debit
Bentuk istilah itu merupakan gabungan dua kata, yaitu lajur dan debit yang membentuk istilah baru lajur debit. Dari bentuk istilah debit dapat dibentuk paradigma istilah yang bersistem debitor.
Istilah debit juga digunakan dengan pengertian 'jumlah air yang di pindahkan dalam suatu satuan waktu tertentu pada titik tertentu di sungai terusan, atau saluran air' (seperti dalam debit air)
Kenyataan adanya bentuk polisemi--sebuah bentuk kata yang maknanya lebih dari satu--itu tidak dapat dijadikan alasan untuk mengganti istilah debit menjadi debet.
Dalam bidang ekonomi badan perbankan pun debit memiliki makna lebih dari satu:
(1) 'uang yang harus ditagih dari orang lain; piutang';
(2) 'catatan pada pos pembukuan yang menambah nilai aktiva atau mengurangi jumlah kewajiban; jumlah yang mengurangi deposito pemegang rekening pada banknya'
Demokrasi, Demokratis, Demokrat, dan Demokratisasi
Indonesia disebut-sebut telah berkembang menuju Negara demokrasi, tetapi ada juga yang mengatakan Indonesia telah berkembang menuju negara demokratis. Mana di antara keduanya yang benar? Demokrasi (adjektiva) berarti ‘bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah melalui perantaraan wakilnya’, ‘pemerintahan rakyat’. Negara demokrasi adalah Negara yang menganut bentuk dan system pemerintahan oleh rakyat. Demokrasi juga berarti ‘gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan bagi semua warga negara’, misalnya berpaham demokrasi. Demokratis (adjektiva) berarti ‘bersifat demokrasi’, seperti Negara yang demokratis ‘negara yang bersifat demokrasi’ atau ‘negara yang bersifat mengutamakan persamaan hak, kewajiban, dan perlakuan bagi semua warga negara’. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa demokrasi untuk menyatakan ‘bentuk dan system pemerintahan negara’, sedangkan demokratis untuk menyatakan sifat Negara, misalnya bukan feodalistis ataupun bukan kerajaan. Demokrat (nomina) berarti ‘penganut paham demokrasi’, misalnya Organisasi ini adalah organisasi demokrat sejati. Oleh karena itu, semua anggota mempunyai hak, kewajiban, dan perlakuan yang sama terhadap organisasi. Demokratisasi semakna dengan pendemokrasian, yakni ‘proses, perbuatan, atau cara mendemokrasikan’.
Dalam komunikasi sehari-hari, baik lisan maupun tulis, kita sering menemukan penggunaan bentuk kata standarisasi di samping kata standar. Penggunaan bentuk tersebut terjadi karena sebagian orang menganggap bahwa dalam bahasa Indonesia ada kata standar yang dapat dibentuk menjadi standarisasi setelah ditambah akhiran –isasi. Anggapan seperti itu menimbulkan pertanyaan apakah dalam bahasa Indonesia ada akhiran –isasi. Jawabannya adalah tidak ada. Akhiran –isasi, dari bahasa Inggris –ization, masuk ke dalam bahasa Indonesia bersama dengan kata dasarnya. Perhatikan contoh penyerapan berikut ini. Organization menjadi organisasi Mobilization menjadi mobilisasi Jadi, kata organisasi berasal dari bahasa Inggris organization, bukan dari kata dasar organ ditambah akhiran –isasi dan kata mobilisasi berasal dari mobilization, bukan dari kata dasar mobil ditambah akhiran –isasi meskipun kita tahu kata organ dan mobil ada dalam khazanah kata bahasa kita. Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk standarisasi tidak benar. Bentuk yang benar adalah standardisasi karena bentuk tersebut diserap dari bahasa Inggris standardization. Sementara itu, kata standard diserap menjadi standar. Jadi, kedua bentuk itu, standar dan standardisasi sama-sama diserap ke dalam bahasa Indonesia.

AKTIVITAS ATAU AKTIFITAS
Bentuk aktivitas dan aktifitas tidak akan tampak perbedaannya bila dilafalkan. Namun, bila kedua bentuk tersebut terdapat dalam tulisan , kita akan dapat melihat perbedaannya. Bentuk aktivitas ditulis dengan menggunakan huruf , sedangkan aktifitas menggunakan huruf . Sebagai penutur bahasa yang cermat, tentu saja kita akan bertanya manakah di antara kedua bentuk tersebut yang benar. Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus mengingat kembali kaidah tentang penyerapan kata asing. Dalam bahasa Indonesia kata asing diserap dalam bentuk kata dasar ataupun kata berimbuhan. Imbuhan asing, seperti akhiran –ization dan –ity, tidak diserap secara lepas dari kata dasarnya. Dengan kata lain, imbuhan asing diserap bersama kata dasarnya. Berikut ini contohnya. Kata active diserap menjadi aktif, sedangkan kata berimbuhan activity diserap menjadi aktivitas. Sesuai dengan kaidah, kata yang berakhiran –ity diserap menjadi –itas, seperti university dan reality menjadi universitas dan realitas. Mengapa timbul bentuk aktifitas? Bentuk ini timbul karena sebagian orang beranggapan bahwa kata aktifitas berasal dari kata dasar aktif diberi akhiran –itas. Padahal, akhiran –itas tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia. Jadi, bentuk yang benar adalah aktivitas. Tipe yang sama dapat kita jumpai pada kata efektif dan efektivitas.

Read More…

INSTRUMEN MBS  

Diposting oleh Moh. Thamrin

INSTRUMEN MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH)

Tandai pada kolom Y (ya) atau T (tidak) dengan centang () sesuai dengan kenyataan dan tuliskan komentar yang diperlukan pada kolom di sampingnya. Tuliskan juga komentar lain yang belum terungkap dalam tabel ini pada bagian akhir instrumen ini.

Nama Sekolah : ................................................... Pengamat: ...............................................................
Kecamatan : ...................................................

KOMPO-NEN INDIKATOR Y T KOMENTAR
PAKEM Setiap guru memiliki Prota, Promes, Silabus, dan RP (disusun guru) yang mengacu pada kurikulum nasional
RP yang disusun guru berperspektif gender
Melakukan observasi kelas dan tindak lanjut
Setiap guru mengelola lingkungan belajar
• Pajangan dan pengelolaan kelas
• Penggunaan media dan sumber belajar
Sesama guru melakukan peer assessment (penilaian oleh kolega)
Setiap guru melakukan penilaian berbasis kelas
Manaje-men Sekolah dan PSM Visi, misi, dan tujuan sekolah
• Perumusan melibatkan warga sekolah/ stakeholder dan masyarakat
RPS dan RAPBS
• Penyusunan melibatkan warga sekolah/stakeholder dan masyarakat
Akuntabilitas
• Pelaporan program dan keuangan setiap tahun
• Pamajangan RAPBS/RPS
Menjalin kerjasama untuk pengembangan sekolah dengan
• komite sekolah , warga sekolah, masyarakat
Melakukan tertib administrasi
• keuangan, sarpras, ketenagaan, siswa
Pembagian tugas dilakukan dengan jelas
Melakukan pertemuan rutin dengan
• guru/karyawan, komite, orang tua
Mengembangkan budaya sekolah
Mengembangkan karier guru/staf
Penghargaan dan sanksi
• Memberikan penghargaan bagi guru/staf yang berprestasi
• Memberikan sanksi bagi guru/staf yang melakukan pelanggaran

Komentar lain
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………



Read More…

KEKELOMPOKAN JAHILIYAH  

Diposting oleh Moh. Thamrin

KEKELOMPOKAN JAHILIYAH
27 Juli 2009 20:11:55
Oleh: A. Mustofa Bisri
Seperti diketahui, sebelum kedatangan Islam, khususnya masyarakat Arab sangat terkenal dengan budaya pengelompokan kabilah, klan, suku, dengan tingkat fanatisme yang luar biasa. Masing-masing mereka tidak hanya suka membanggakan kelompok sendiri, tapi sering kali sambil merendahkan kelompok yang lain. Sedemikian fanatiknya masing-masing mereka terhadap kelompok sendiri, seolah-olah mereka punya ‘akidah’: Kelompok sendiri selalu benar dan harus dibela mati-matian sampai mati. Inilah yang disebut ‘Ashabiyah. Terjadinya banyak peperangan dan pertumpahan darah di antara mereka, umumnya diakibatkan oleh ‘ashabiyah atau fanatisme kelompok ini.
Persoalan sepele bisa menjadi api penyulut peperangan besar apabila
div class="therest">
itu menyangkut kehormatan atau kepentingan kelompok. Pertengkaran pribadi antar kelompok dapat dengan cepat membakar emosi seluruh anggota masing-masing kelompok oleh apa yang disebut-kecam nabi Muhammad s.a.w. dengan Da’wa ‘l-jahiliyyah, masing-masing pihak yang bertengkar memanggil-manggil meminta bantuan kelompoknya. Dan pertengkaran pribadi pun menjadi peperangan antar kelompok.

Itulah salah satu ‘kegelapan’ Jahiliyah yang diperjuangkan Rasulullah s.a.w. untuk dikuakkan oleh cahaya Islam.

Nabi Muhammad s.a.w., Nabi Kasih sayang yang membawa agama kasih sayang, memperkenalkan kehidupan kemanusiaan yang mulia. Nabi mengingatkan bahwa seluruh manusia berasal dari bapak yang satu yaitu Adam. Tak ada seorang atau sekelompok pun manusia yang lebih mulia dari yang lain. Orang Arab tidak lebih mulia dari orang non Arab. Kulit putih tidak lebih mulia dari kulit hitam. Yang termulia di antara mereka di hadapan Allah adalah yang paling takwa kepadanya.

Mereka yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah berarti dia telah masuk Islam dan disebut muslim. Dan muslim satu dengan yang lain – menurut Nabi Muhammad s.a.w. – bersaudara; tidak boleh saling menghina, tidak boleh saling menjengkelkan, tidak boleh saling melukai. Masing-masing harus menjaga nyawa, kehormatan, dan harta saudaranya. Muslim satu dengan yang lain ibarat satu tubuh atau satu bangunan.

Demikianlah; panutan agung semua orang yang mengaku muslim, Nabi Muhammad s.a.w., mempersaudarakan umat Islam di Madinah antara mereka yang berasal dari suku-suku asli Madinah (Kelompok Ansor dari suku Khazraj dan Aus) dan para pendatang dari Mekkah (Kelompok Muhajirin dari berbagai suku) dan mengadakan perjanjian damai dengan penduduk Madinah yang non muslim. Dan dengan demikian kedegilan ‘ashabiyah Jahiliyah yang selama ini berakar kuat pun sirna, digantikan oleh kearifan akal budi kemanusiaan yang mulia.

Memang adakalanya penyakit ‘ashabiyah itu nyaris muncul lagi, namun kebijaksanaan Rasulullah s.a.w. segera menangkalnya sejak gejalanya yang paling dini; seperti peristiwa yang terjadi setelah perang Bani Musthaliq pada tahun kelima hijrah.
Waktu itu, seorang buruh yang bekerja pada shahabat Umar Ibn Khatthab (dari Muhajirin) berkelahi dan memukul seorang sobat suku Khazraj. Orang ini pun berteriak memanggil-manggil dan meminta bantuan kelompok Khazraj; sementara si buruh pun berteriak-teriak meminta bantuan kaum muhajirin. Hampir saja terjadi tawuran antara kedua kelompok itu. Untung, Rasulullah segera keluar, sabdanya : “Maa baalu da’waa ‘l-Jahiliyah?” (“Lho mengapa ada seruan model Jahiliyah?”). Ketika diberitahu duduk perkaranya, Rasulullah s.a.w. pun bersabda: “Tinggalkan perilaku Jahiliyah itu! Itu busuk baunya!” Rasulullah pun meleraikan mereka dengan adil. Dan malapetaka pun terhindarkan.

Fanatisme, terutama dalam pengertiannya yang ektrem, memang sering menghilangkan penalaran sehat; sebab memang emosi yang lebih berkuasa. Puncaknya – apabila emosi sudah sangat menguasai -- orang yang bersangkutan pun tidak mampu lagi melihat dan mendengar, shummum bukmun ‘umyun. Itulah barangkali sebabnya, orang yang terlalu fanatik terhadap kelompoknya, tidak bisa bersikap obyektif dan cenderung tidak bisa diajak bicara oleh kelompok yang lain.

Di negeri kita yang bukan Arab, khususnya di zaman pasca orde baru ini, penyakit semacam ‘ashabiyah Jahiliyah itu rupanya juga mulai mewabah. Bukan kelompok suku dan agama saja yang difanatiki berlebihan, bahkan kelompok politik pun sudah cenderung difanatiki melebihi agama. Lebih celaka lagi – agaknya karena pemahaman soal politik dan demokrasi yang masih cingkrang di satu pihak, dan pemahaman atau penghayatan agama yang dangkal di lain pihak – fanatisme kelompok politik ini membawa-bawa agama. Maka campur-aduklah antara kepentingan agama, kepentingan politik dan nafsu. Tidak jelas lagi apakah kepentingan politik mendukung agama; atau agama mendukung kepentingan politik; ataukah justru politik dan agama mendukung nafsu. Bahkan banyak mubalig atau da’i – yang seharusnya meneruskan missi kasih sayang Rasulullah s.a.w. – entah sadar atau tidak, justru lebih mirip jurkam atau malah provokator yang tidak merasa risi mengeluarkan kata-kata kotor yang sangat dibenci oleh Nabi mereka sendiri.

Itu semua ditambah kita ini sejak zaman kerajaan; zaman penjajahan; zaman orla; hingga zaman orba; tidak dididik untuk dapat berbeda, sebagai pelajaran awal berdemokrasi. Malah didikan yang kita terima terus-menerus adalah keharusan seragam. Akibatnya, ketika ‘euforia demokrasi’ marak mengiringi tumbangnya rezim Soeharto yang otoriter, orang hanya berpikir mendirikan partai tanpa sempat memikirkan kaitannya partai dengan kehidupan berdemokrasi yang menuntut sikap menghargai perbedaan. ‘Ashabiyah Jahiliyah pun menemukan bentuknya yang lebih busuk bahkan di kalangan kaum beragama.

Kalau ini tidak cepat disadari khususnya oleh para pemimpin, umumnya oleh para pendukung kelompok atau partai, minimal mereka yang masih mengakui Allah sebagai Tuhan mereka dan Sayyidina Muhammad s.a.w. sebagai nabi dan pemimpin agung mereka, saya khawatir memang azablah yang sedang menimpa kita. Dan azab itu hanya Allah yang kuasa menimpakan dan menghilangkannya. “Qul Hual Qaadiru ‘alaa ‘an yab’atsa ‘alaikum ‘azaaban …” (Q.6: 65) “Katakanlah (Muhammad,) ‘Dialah yang berkuasa mengirimkan azab dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mengacaukan kalian dalam kelompok-kelompok (fanatik yang saling bertentangan) dan mencicipkan kepada sebahagian kalian keganasan sebahagian yang lain …’”

Mudah-mudahan Allah memberi hidayah kepada kita semua untuk kembali ke jalanNya yang lurus, mengikuti jejak RasulNya yang berbudi dan mulia. Amin. Read More…

DOA KEMERDEKAAN (hut ri)  

Diposting oleh Moh. Thamrin

DOA KEMERDEKAA

Ya Allah ya Tuhan kami
Di hari kemerdekaan negeri kami
Kami memohon kepadaMu, ya Allah
Ilhamilah kami untuk dapat menyadari dan mensyukuri
Dengan benar rahmat agung anugerahMu,
Nikmat kemerdekaan kami

Berilah kepada kami dan pemimpin-pemimpin kami


Kecerdasan memahami arti kemerdekaan yang benar
Berpuluh tahun kami dijajah oleh kebodohan kami
Berpuluh tahun kami dijajah oleh bangsa asing dan bangsa sendiri
Dan kini setelah merasa merdeka kami mulai dijajah
Oleh nafsu dan kedengkian kami sendiri
Ya Allah ya Tuhan kami,
Jajahlah kami, jajahlah kami olehMu sendiri
Merdekakanlah kami
Jangan biarkan selainMu, termasuk diri-diri kami,
Ikut menjajah kami.

Jangan biarkan kami terus menjadi hamba-hambaMu
Yang tidak menyadari kehambaan
Jangan biarkan kami terus menjadi bangsa budak
Yang tidak menyadari kebudakan
Kuatkanlah kami untuk hanya menghamba kepadaMu
Dan menjadi tuan atas diri-diri kami.

Ya Allah ya Tuhan kami Yang Mahabijaksana
Karuniailah pemimpin-pemimpin kami kearifan dan kebijaksanaan
Bukakanlah hati mereka bagi menjunjung tinggi kejujuran dan menegakkan keadilan
Bagi mementingkan kepentingan bersama melebihi kepentingan sendiri
Karuniailah bangsa kami pemahaman terhadap makna kemerdekaan yang sesungguhnya
Agar dapat membedakan antara demokrasi dan anarki.
Karuniailah kaum beragama kami pemahaman terhadap makna agama yang sebenarnya
Agar dapat membedakan antara jihad di jalan Tuhan dan jihad di jalan setan.

Ya Allah ya Tuhan kami Yang Mahapengampun
Ampunilah dosa-dosa kami dan para pemimpin kami
Ya Allah ya Tuhan kami Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang
Kasihi dan sayangilah kami seperti Engkau mengasihi dan menyayangi para kekasihMu

Amin.

NEGERI KEKELUARGAAN
meski kalian tidak bersaksi
sejarah pasti akan mencatat dengan huruf-huruf besar
bukan karena inilah
negeri bagai zamrud yang amat indah
bukan karena inilah
negeri dengan kekayaan yang melimpah
dan rakyat paling ramah
tapi karena kalian telah membuatnya
menjadi negeri paling unik di dunia
kalian buat norma-norma sendiri yang unik
aturan-aturan sendiri yang unik
perilaku-perilaku sosial sendiri yang unik
budaya yang lain dari yang lain
kalian buat bangsa negeri ini
tampil beda dari bangsa-bangsa lain di muka bumi
kehidupan penuh makna kekeluargaan
yang harmonis, seragam dan serasi
dengan demokrasi keluarga
yang manis, rukun dan damai
dalam sistem negeri kekeluargaan
bapak sebagai kepala rumahtangga
memimpin dan mengatur segalanya
sampai akhir hayatnya
bagi kepentingan keluarganya
kepentingan keluarga adalah kepentingan semua
kepentingan keluarga adalah kepentingan bangsa dan negara
keluarga harus sejahtera
dan semua harus mensejahterakan keluarga
demi kesejahteraan dan kemakmuran keluarga
kepala keluarga nerhak menentukan
sispa-siapa termasuk keluarga
berhak memutuskan dan membatalkan keputusan
berhak mengatasnamakan siapa saja
berhak mengumumkan dan menyembunyikan apa saja
kepala keluarga demi keluarga
berhak atas laut dan dan udara
berhak atas air dan tanah
berhak atas sawah dan ladang
berhak atas hutan dan padang
berhak atas manuasia dan binatang
sejarah pasti akan menulis dengan huruf-huruf besar
bahwa di suatu kurun waktu yang lama
pernah ada negeri kekeluargaan
yang sukses membina dan mempertahankan
kemakmuran dan kebahagiaan keluarga

1997
NEGERI TEKA TEKI

jangan tanya, tebak saja

jangan tanya apa
jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
tebak saja

jangan tanya apa yang terjadi
apalagi apa yang ada di balik kejadian
karena disini yang ada memang
hanya kotak-kotak teka-teki silang
dan daftar pertanyaan-pertanyaan

jangan tanya mengapa
yang disana dimanjakan
yang disini dihinakan,
tebak saja
jangan tanya siapa
membunuh buruh dan wartawan
siapa merenggut nyawa
yang dimuliakan Tuhan
jangan tanya mengapa,
tebak saja

jangan tanya mengapa
yang disini selalu dibenarkan
yang disana selalu disalahkan
tebak saja

jangan tanya siapa
membakar hutan dan emosi rakyat
siapa melindungi penjahat keparat
jangan tanya mengapa,
tebak saja

jangan tanya mengapa
setiap kali terjadi kekeliruan
pertanggungjawabannya tak karuan
tebak saja

jangan tanya siapa
beternak kambing hitam
untuk setiap kali dikorbankan
tebak saja

jangan tanya siapa
membungkam kebenaran
dan menyembunyikan fakta
siapa menyuburkan kemunafikan dan dusta
jangan tanya mengapa
tebak saja

jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
jangan tanya apa-apa
tebak saja


rembang - oktober 1997
SAJAK ATAS NAMA
ada yang atas nama Tuhan melecehkan Tuhan
ada yang atas nama negara merampok negara
ada yang atas nama rakyat menindas rakyat
ada yang atas nama kemanusiaan memangsa manusia
ada yang atas nama keadilan meruntuhkan keadilan
ada yang atas nama persatuan merusak persatuan
ada yang atas nama perdamaian mengusik kedamaian
ada yang atas nama kemerdekaan memasuk kemerdekaan
maka atas nama apa saja atau siapa saja
kirimkanlah laknat kalian
atau atas nama Ku
perangilah mereka !

rembang - agustus 1997

AKHIRNYA

akhirnya api keserakahan kalian
membakar hutan belukar dan dendam
asapnya menyesakkan napas
berjuta-juta manuasia
memedihkan mata mereka
akhirnya kalian harus memetik hasil
dari apa yang kalian ajarkan
ribuan orang kini telah pandai
meniru kalian menjarah apa saja
yang tersisa dari sehabis jarahan kalian
beberapa tokoh sudah pandai meniru kalian
menyembunyikan gombal kepentingan
dalam retorika yang dimanis-maniskan
akhirnya kalian harus membayar
kemerdekaan dan kedamaian
yang selama ini kalian curi dari kami
kepercayaan yang selama ini
kalian lecehkan


1998



KEMBALIKAN MAKNA PANCASILA


selama ini di depan kami
terus kalian singkat-singkat pancasila
karena kalian takut ketauan
sila-sila yang kalian maksud
sila-sila yang kalian anut
tidak sebagaimana yang kalian tatarkan
kepentingan-kepentingan sempit sesaat
telah terlalu jauh menyeret kalian
maka pancasila kalian pun selama ini adalah :

KESETANAN YANG MAHA PERKASA
KEBINATANGAN YANG DEGIL DAN BIADAB
PERSETERUAN INDONESIA
KEKUASAAN YANG DIPIMPIN OLEH MIKMAT KEPENTINGAN
DALAM KEKERABATAN / PERKAWANAN
KELALIMAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


dan sorga kamipun menjadi neraka
di depan dunia
ibu pertiwi menangis memilukan
merahputihnya di cabik-cabik
anak-anaknya sendiri bagai serigala
menjarah dan memperkosanya
o, gusti kebiadaban apa ini ?
o, azab apa ini ?
gusti,
sampai memohon ampun kepada Mu pun
kami tak berani lagi

1998


KINILAH SAATNYA BERTERUS TERANG

setelah sekian lama
kita dihimpit gelap kabut
ditindih rasa takut
setelah sekian lama
kita digoncang deru angin
setelah semua kata-kata
hanya menggumpal dalam dada
setelah semua merasa lara
kinilah saatnya berterus terang
jangan tutupi kebenaran
agar dunia tetap terang
jangan tutupi kesalahan
biar dada tetap lapang
kinilah saatnya berterus terang

jangan biarkan rasa takut
membuatmu menjadi munafik dan pengecut
cahaya kebenaran telah datang
kinilah saatnya berterus terang

marilah kita bicara laiknya saudara
jangan lagi kita biarkan
kepentingan merekayasa kita
menyumbat makna
tumpukan kata menyuburkan dendam
tumpukan keluhan meledakkan dada
dan akhirnya dendam membakar segalanya

kinilah saatnya berterus terang
setelah sekian lama
kita saling terkam bagai serigala
masihkah tersisa kemanusiaan kita ?
setelah sekian lama
kebencian antara kita membara
masihkan kita bersaudara ?

1998

Read More…

PUISI  

Diposting oleh Moh. Thamrin

KAUM BERAGAMA NEGERI INI
(A. Mustofa Bisri)

Tuhan, lihatlah betapa kaum beragama negeri ini
mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain
di negeri-negeri lain,
demi mendapatkan ridha Mu
mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka
untuk berebut tempat terdekat di sisi Mu
mereka bahkan tega menyodok dan menikam
hamba-hamba Mu sendiri
demi memperoleh rahmat Mu
mereka memaafkan kesalahan
dan mendiamkan kemungkaran
bahkan mendukung kelaliman
untuk membuktikan keluhuran budi mereka
terhadap setanpun mereka tak pernah berburuk sangka


Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini
mereka terus membuatkan Mu rumah-rumah mewah
di antara gedung-gedung kota
hingga tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan nama Mu
menambah segan dan keder hamba-hamba kecil Mu
yang ingin sowan kepada Mu
nama Mu mereka nyanyikan dalam acara hiburan
hingga pesta agung kenegaraan
mereka merasa begitu dekat dengan Mu
hingga masing-masing merasa berhak mewakili Mu
yang memiliki kelebihan harta membuktikan
kedekatannya dengan harta yang Engkau berikan
yang memiliki kelebihan kekuasaan membuktikan
kedekatannya dengan kekuasaan yang Engkau limpahkan
yang memiliki kelebihan ilmu membuktikan
kedekatannya dengan ilmu yang Engkau karuniakan
mereka yang Engkau anugerahi kekuatan
seringkali bahkan merasa diri Engkau sendiri
mereka bukan saja ikut menentukan ibadah
tapi juga menetapkan siapa ke sorga siapa ke neraka
mereka sakralkan pendapat mereka
dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan
hingga takbir dan ikrar mereka
yang kosong bagai perut bedug

Allahu Akbar Walillahil Hamd

Kau ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana
(A. Mustofa Bisri)

Kau ini bagaimana?
Kau bilang aku merdeka
Kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir
Aku berpikir kau tuduh aku kapir
Aku harus bagaimana?

Kau bilang bergeraklah
Aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah
Aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku memegang prinsip
Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh toleran
Aku tolerah kau bilang aku plin-plan
Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh maju
aku mau maju kau srimpung kakiku
Kaus suruh aku bekerja
Aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana:
Kau suruh aku takwa
Khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu
Langkahmu tak jelas arahanya
Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh menghormati hukum
Kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin
Kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?
Kau bilang Tuhan sangat dekat
Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka bertikai
Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh membangun
Aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung
Aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku menggarap sawah
Sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah
Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana?

Aku kau larang berjudi
Permainan spekulasinya menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab
Kau sendiri terus berucap Wallahu a'lam bissawab

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku jujur
Aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar
Aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku
Sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku
aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana"
Kau bilang bicaralah
Aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara
aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?
Kau bilang kritiklah
Aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya
Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?
Aku bilang terserah kau
Kau tak mau
Aku bilang terserah kita
Kau tak suka
Aku bilang terserah aku
Kau Memakiku

Kau ini bagaimana ?
Aku harus bagaimana ?

Allahu Akbar!

A Mustofa Bisri

Allahu Akbar!
Pekik kalian menghalilintar
Membuat makhluk-makhluk kecil tergetar

Allahu Akbar! Allah Maha Besar
Urat-urat leher kalian membesar
Meneriakkan Allahu Akbar
Dan dengan semangat jihad
Nafsu kebencian kalian membakar
Apa saja yang kalian anggap mungkar

Allahu Akbar, Allah Maha Besar!
Seandainya 5 miliar manusia
Penghuni bumi sebesar debu ini
Sesat semua atau saleh semua
Tak sedikit pun memengaruhi
Kebesaran-Nya

Melihat keganasan kalian aku yakin
Kalian belum pernah bertemu Ar-Rahman
Yang kasih sayang-Nya meliputi segalanya

Bagaimana kau begitu berani mengatasnamakan- Nya
Ketika dengan pongah kau melibas mereka
Yang sedang mencari jalan menuju-Nya?

Mengapa kalau mereka
Memang pantas masuk neraka
Tidak kalian biarkan Tuhan mereka
Yang menyiksa mereka
Kapan kalian mendapat mandat
Wewenang dari-Nya untuk menyiksa dan melaknat?

Allahu Akbar!
Syirik adalah dosa paling besar
Dan syirik yang paling akbar
Adalah menyekutukan- Nya
Dengan mempertuhankan diri sendiri
Dengan memutlakkan kebenaran sendiri

Laa ilaaha illallah!





Read More…